a (long) Moment to Remember :)

Cerita disini cuma repost ajja... maklum karena saya bukanlah seorang yang pandai merangkai kata. alasan kenapa saya repost karena tulisan ini merupakan tulisan / goresan pena sahabat saya yang menceritakan tentang kesan dan cerita terakhir di Revolusioner tercinta... cekidot gan....

Atention : cerita ini adalah catatan panjang. Jangan di baca kalo anda malas baca catatan panjang. jangan komen tentang seberapa panjang note ini, baca aja ! Apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat, memang itu benar adanya, tidak ada rekayasa di sini.



Nyatanya , ini bukan lagi hari kemarin, saat Sabtu, 19 februari saya bersama laskar revolusioner “berkelana” bersama ke pantai Sepanjang dan Baron.



Melalui sms-sms jarkoman yang selalu bergentayangan malam hari yang menginfokan kelanjutan tentang info piknik dan persiapan sebagainya, tertulis “kumpul di mipa jam 7 pagi”, dan seperti biasa,itu teorinya, hahaha...aslinya, saat jam 7 pagi ada yang baru berangkat, ada yang masih nyisir depan kaca sekre, ada yang nyari sarapan, ada yang nyari temen nya yang belum nongol, ada yang sibuk ngangkat-ngangkat kardus aqua daan sebagainya. Dan, ehem, saya termasuk orang yang cukup on time sesuai jadwal lhooo, tapi setelah itu saya pun ikut menghilang *tring*,maksudnya ikut mencar dengan yang lain, mencari sesuap nasi di pagi hari *hhoaaaahmm*



Setelah selesai mencari sarapan, saya pun kembali ke mipa, berkumpul untuk bersiap-siap “lets go” ke “main destination”. Ada satu hal yang membuat saya senyum-senyum ga jelas. Saya baru tau, kalo ada bis yang namanya cukup mendayu-dayu dan sama dengan judul lagu keroncong gubahan Ismail Marzuki, Selendang Sutra *kreatif dan mendayu-dayu kaan namanyaa :D *. Dan bis itulah yang akan menjadi saksi bisu perjalanan panjang kami semua * banck sound : badai pasti berlalu ( ra nyambung tho? Hahaha) *



Saat semuanya sudah berkumpul, dan ada komando untuk masuk ke bis, semua orang tiba-tiba menjadi ribut dan repot. Ada yang nanya-nanyain siapa yang bawa counterpain, ada yang keukeuh harus duduk di depan,kursi romantis pak sopir, karena alasan “jetlag” kalo naik bis, ada yang ribet bawa bawa tas dan gembolan kresek persediaan bulog di tangan (sambil nunjuk diri sendiri :D ), ada yang sibuk jadi mamarazi (soalnya cewe, kalo cowo baru namanya paparazi,wkwkwk), ada yang sibuk nyari temen duduk, dan ada yang udah nenteng-nenteng kantong kresek (tau kaan buat apa?hoho) padahal bisnya aja belum jalan (hahahaha) ^^v. untung posisi bangku saya cukup strategis, deket pintu tapi ga di pinggir, ga kepanasan, ga dibelakang juga, anginnya semilir-milir melambai-lambai, dan yang pasti, deket sama yang bawa makanan banyak,wkwkwk..



Karena semuanya sudah berkumpul ( ada yang belum sih karena ketemuan di tempat yang beda), akhirnya bis SS (selendang sutra) pun mulai berjalan membawa kami ke tempat nun jauh disana bernama Pantai Sepanjang dan Pantai Baron. Perjalanan panjang menuju pantai sepanjang dimulai dengan menyusuri jalan2 penuh liku, tanjakan, turunan, berlubang , hutan belantara, dan jalanan sepi yang tak berpenghuni (yang ini tidak dianjurkan untuk dipercaya :P ). Selama perjalanan, bis SS diberisiki dengan berbagai macam kicauan penumpangnya. Saya yang sibuk bercengkrama dengan teman sejawat(cieilaaaa, bahasanya baku banget :D ), pak aji yang sibuk ngiderin kantong kresek kosong*believe me,ini bukan karena misi kemanusiaan, bukaan, bukan untuk orang yang morning sickness, bukaaaaan, tapi untuk di isi dengan persediaan bulog yang dibawa (baca : roti, permen, snack) dan dilahap dibelakang*, amank yang sibuk di jailin dengan athiyah, iin, dan risa, eh ngomong2 masalah amank, oh ya, amank dapet award “ MEN OF LOVE that day” lhooo, hahahahah, katanya sih karena diperebutkan oleh tiga wanita dan amank suka nya sama satu wanita gitu deh *wkwkwkwkw*, mba eno yang sibuk baca buku dengan hidung tertutup slayer, toma dan sahid yang kompak sibuk latian jadi kernet, mungkin mereka sudah merencanakan ikut reality show “jika aku menjadi” atau “bosan jadi mahasiswa” suatu hari nanti, hohoho..mas fikri dan mas arief adi yang duduk sebangku kebanyakan diam tidak bersuara,diam seribu bahasa, emmm saya ga tau yaa kenapa kemarin mereka kurang reaktif di jalan, mungkin karena menahan “jetlag” juga kali ya? (hahaha, pisss ^--^v), mas arif rohmadi yang stay cool di belakang, mas mirzam yang sibuk dengan headset-nya, anis yang stay calm, mba esti yang ngikik ga jelas di belakang saya , diniyah dan ike, naaah dua orang ini nih, bis baru jalan beberapa saat, dan saya pun “harus” mengucapkan “have a nice dream, guys” karena mereka sudah terbawa ke alam mimpi, (wkwkwk), apa kabar mba atik, mas deni dan mister sumeh? Wetseet, mereka sudah aman duduk di garda depan bis SS, karena mereka lah orang yang harus pertama diamankan kalo naik bis, hahaha... sepanjang perjalanan, mas deni bernyanyi non-stop never ending (pasti angga seneng banget deh dinina-boboin selama di perjalanan, ya kan ngga?). Kerennya mas deni, beliau nyanyi dengan lagu 3 bahasa, ra trimo bilingual rek, tapi tri-lingual, dari lagu twinkle2 sampe lagu “cah ayu, penekno blimbing kui” (yang sampai sekarang saya ga tau ini judulnya apa, siapa penyanyinya dan dimana beli kasetnya) pun dinyanyiin, bener-bener sanguinis sejati yang pernah saya temui, hahaha. Lalu apa kabar mba ndari? Demi misi kemanusiaan yang berkedok “ mba lebih suka berdiri, ndug” beliau pun berdiri sepanjang jalan menuju pantai sepanjang yang berliku.

Apa semuanya udah kesebut? Belum, masih ada bang rio yang juga asik jadi “sleeping handsome” di pojokan belakang bis, akang iwil teno juga begitu, kayanya dia baru keliatan melek pas udah mau sampai deh *hahahaha* , mba zia, izah, mba susi, mba ike, mereka kalem kalem aja deh kayanya, abis mau ngejailin juga ga tega sih,hahaha. Agung mana agung? Agung sih alhamdulillah kalem-kalem aja, gimana ga kalem? Duo aurora aja udah mengultimatum, “ ati-ati,ojo nganti agung hooek soor lho, ngko tsunami cah bise”, hahaha..agung yang malang *halaaah* Lha, kok maje ga nyritain iin&risa tho? Santai, tanpa saya perkenalkan pun akan ada self-part buat mereka kok. Hohoho...



Sepanjang perjalanan menuju sepanjang, saya berfikir, kalo ada analogi kehidupan yang bilang hidup itu jalannya ga selalu lurus, banyak belokan,tanjakan, terkadang berlobang dan happy ending pada akhirnya, kayanya jalanan yang saya lalui kemarin adalah analogi yang sangat tepat. Perjalanan panjang kami isi dengan dengan tebak-tebakan, hina-hinaan (masya Allah), comblang-comblangan, nyanyi-nyanyian ga jelas.Sampai ketika kami melewati daerah Gunung kidul, kebetulan daerah yang saya lewati saat itu adalaha daerah yang masih banyak pohon jati di samping kanan-kiri jalannya, yang dari satu rumah ke rumah lain banyak yang di batasi dengan lapangan, tapi jangan salah, rumah-rumah mereka justru banyak yang dihiasi parabola pada atapnya..itu yang membuat saya berpikir, “wew, keren amat nih penduduk sini, gua aja masih pake pe ef goceng, mereka udah pake parabola” hahaha, ya ya ya, karena saya yang “nggumunan” melihat pemandangan di sekitar, sampe ada yang komen “maje i ndeso, ndelok koyo kui wae nggumun, hahhah”. Karena (mungkin) ngeliat saya dan diniyah yang “norak” ngeliat “suburb”, iin akhirnya ngasih tebak-tebakkan yang ga jauh beda dari tema “ndeso”..



Iin : “heh cah, aku punya tebak-tebakan, apa parameter suatu tempat bisa dikatakan ndeso dan kutho? Ayo jawab “

Saya : “aku ra mudeng, keto’e nek dengan keberadaan indoma*et dan Alfam**t kali yaa?”

Iin : salah, menurut anak U*M, parameter itu bisa dikatakan ndeso atau kutho adalah, nek jik enek pithik nyebrang dalan yooo iku ndesoo, hahahah ( dan semuanya pun ikut ketawa)

Dhiniyah : je, pithik apaan sih? Itik (anak bebek) ya?

Saya : -___-”



Well, mana saya kepikiran dapet jawaban se-jenius.gubrak kaya gitu, hahaha..oke, mari kita jadikan “pithik nyebrang dalan” sebagai parameter awam ndeso-kutho kita, yaah, walaupun deket desa mbah saya ga ada pithik nyebrang dalan, adanya kebo ngalangi dalan *podho wae kui jeee*. Dan entah kenapa setelah obrolan pithik itu, kita sibuk dengan obrolan masing-masing, sampai pada akhirnya, iin yang notabene-nya “anggun”(akhwat nggunung) pun KO,kena “jetlag” mendadak, alasannya sih karena pada ga ngajakin “rame” lagi, hahahaa....iin yang malang (wkwkwk ^_^v)



Akhirnya, kami pun sampai di tempat (yang katanya) sudah dekat dengan pantai, dengan biaya retribusi 50ribu, Selendang sutra pun membawa kami menyusuri jalan kecil, sepi menuju pantai.



Syahid : “nah,iki sdilit meneh gutul ki “





Setengah jam kemudian,



syahid :” ujarku yo mau wis mbayar biaya masuk, tapi kok rung gutul-gutul yoo? (dengan ekspresi bingung)”

Saya : -____-“

Syahid : “mba ndari, cinta itu kan helm”

Mba ndari : “heh? Kok iso? Cinta kok helm?”

Syahid (sambil gelantungan gaya kernet) : “yo iso laah, cinta itu kan buta, buta itu kan cakil, cakil itu kan helm”

Mba ndari : speechless, melongo, tak bersuara, (saya pun idem dengan mba ndari)

Hahaha :D



Saya : “pantainya mana sih? Kok dari tadi yang keliatan cuma kebon sama semak-semak?”

Pak aji : “ya ini yang namanya sepanjang, panjang kan jalannya?, kalo udah mentok, bise mbalik, trus muleh deeh “

Saya : oohhh gitu yaaa -____-“



Rupanya, perjalanan kami dari gerbang retribusi pun masih panjaaaaaang...masih berkelok-kelok dan panjang seperti nama pantainya, Sepanjang. Benar, sepanjang,sepanjang hari itu saya melewatinya bersama mereka, sepanjang cerita dan kisah yang terjadi di hari itu, sepanjang jalan yang membawa saya bersama mereka, menuju pantai yang akan memberi kenangan panjang itu.



Dan akhirnya, (sambil ber-alhamdulillah, sujud syukur di iringi back sound “you raise me up-nya Josh Groban, hahaha) bis SS pun menemukan pantai yang kita cari-cari selama hampir 3jam. Jalanan yang panjang berkelok-kelok, penuh dengan lubang, tanjakan, turunan pun akhirnya bermuara pada pantai pasir putih tak berpenghuni (boong dink, hahaha). Semua penumpang berhore-hore ria saat turun dari bis, sambil memandangi pemandangan sekitar, saya termasuk orang yang sangat riang girang gembira hore-hore ketika sampai di pantai, oh yaa, ada lagi, ada satu teman saya yang juga sangat girang saat sampai di TKP (tempat kita piknik), bukan karena ombaknya, bukan karena pantainya, tapi dia senang karena syaraf matanya langsung memberi tahu kalau ada sebuah sumur teronggok di ujung sana,wkwkwk... katanya sih, “dreams come true” karena akhirnya bisa nimba sumur..ckckck,beginilah kalo orang kota masuk desa ^^V.



Pantai Sepanjang adalah pantai yang (menurut saya) private banget, hanya ada penduduk sekitar beberapa orang yang ngejaga. Pada saat di pantai ini, kami sempat bermain game yang diberi nama “In-your eyes”. Dimana setelah kami semua duduk melingkar, kami pun diberi kertas yang di steples, dengan jumlah lembaran sejumlah orang yang ada. Sebelum memulai permainan, kertas di lembar pertama di tulisi nama panggilan kita masing-masing. Lalu kertas pun diputar, dan otomatis, orang-orang yang duduk melingkar di situ lah yang akan mengisi lembar-lembar kertas kita yang berisi penilaian kita terhadap “si orang itu” dimata masing-masing. Komen-komen yang tertulis pun aneh-aneh dan lucu, ada yang nulis “ayo padu je”, ada yang nulis, “maje woyo woyo” lah 9ini sampe sekarang masih ga mudheng maksudnya apa hahaha), bahkan ada yang bilang “lu cocok jadi dalang, je” pun ada...well, kayanya orang yang nulis itu udah sms Reg spasi Ramal spasi Maje ke nomer yang banyak beredar di iklan deh, hahahaah, betewe eniwei, trima kasih atas komen-komen kalian yaaa, komennya bener-bener tidak saya duga,terharu saya bacanya *sambil ngelap mata pake tisu*. Setelah selesai bermain game tersebut, kami pun asik masing-masing. Dan inilah malangnya menjadi seorang laki-laki pada saat itu, karena, Rule of the game untuk dipantai, siapa yang masih kering, maka akan di angkat bersama-sama, dan di ceburkan ke pantai sampai basah, dan penyiksaan air pun terjadi *bingung antara mau ngetawain atau mau kasian *.



Pantai sepanjang yang tenang , yang indah dengan pasir putih dan karang-karangnya, yang sunyi karena pengunjungnya hanyalah penumpang bis SS saja, memberikan saya kenyamanan tersendiri dengan privasi-nya J. Saya pun berlari-lari mencari spot yang sekiranya ramai dan seru untuk di ikuti, bermain voli (kempes) pantai dengan diniyah dan syahid, mengabadikan momen-momen menyenangkan bersama iin, risa, mba esti, mba atik, atiyah, dan anis, membantu mas arif adi mencari “rumah” bulu babi, kerang-kerang antik untuk dibawa pulang, menertawai kelucuan mas deni yang seperinya target “berjemur” nya sangat berhasil (backsound : si lumba-lumba-nya Bondan Prakoso), melihat mba eno dan mba ndari dari kejauhan yang asik duduk di bawah gazebo kecil, menikmati belaian lembut angin pantai dan jailnya terik matahari sembari menjaga tas-tas kami, melongo antara kasian dan ingin tertawa melihat mas rio dan yang lain di angkat dan di ceburin ke air... sampai akhirnya kami harus move on ke pantai baron. Menaiki bis dengan baju yang banyak pasir dengan jari kulit kisut terkena air.



Sampai di pantai baron, yang katanya banyak berubah, membuat kami menghabiskan senja brsama-sama. Melihat mas mirzam yang tiba-tiba nyebur, dan ternyata dalam, dan ternyata hampir tenggelam sodara-sodaraaa , membuat kami tertawa, mas deni dan bang rio yang kolaborasi ngikutin idola baru mereka, SM*SH, jadi moment to laugh tersendiri, hahahaha, siapa tau setelah ini mereka berniat untuk ikutan kontes mencari bakat, who knows? (ayooo mas, maje dukung d^_^b )



Dan saatnya kami harus mengakhiri rekreasi bersama kami, karena hari sudah gelap. Perjalanan pulang yang (masih) panjang, sepanjang waktu dan malam yang rasanya sedikit membuat kami khawatir karena hujan dan minimnya penerangan yang menjadi teman. Sepanjang kesunyian dalam perjalanan karena banyak yang terlelap, dan sepanjang jalanan jarak air tergenang selama itulah saya terjaga, berpikir karena hari ini dari awal sudah diberi titel “momen terakhir revolusoiner”, kapan lagi bisa berkumpul bersama lagi.

Selalu menyenangkan bisa berkumpul dan mengisi kegiatan organisasi bersama mereka. Sampai sekarang, saya selalu bersyukur bisa dipertemukan dengan mereka, Pak Aji yang (kalo) baca buku suka keasyikan sendiri, mas deni yang sanguinis dan kreatif nya selalu membuat kami senang dan lupa dengan beban sejenak, mas rio sang great risk taker, iin yang selalu siap buat diajak mbolang dan sering berantem sama mas linggar, risa yang selalu mengingatkan iin kalo udah mulai aneh-aneh (ini bener, hahaha), mas arif adi yang selalu menyenangkan jika dimintai pendapat, mas fikri yang sering nyuruh saya masuk ke ruangan sekre kalo nangis, mba eno yang akan menjadi tempat untuk menenangkan, mba ndari yang akan siap beradu argumen jika ada pihak yang menilai “kami” yang aneh-aneh, mba atik yang kemunculannya di sekre sering “tiba-tiba” (hahaha), toma yang moody tapi paling ga tega ngliat akhwat nangis, dan semua keunikan karakter yang membuat kami mengerti dan menyadari, tanpa mereka, tanpa keunikan dan perbedaan sifat ini, kebahagiaan hari itu tak akan terjadi, tanpa mereka, intrik yang muncul tak akan menjadi menarik..



Banyak sekali kalimat yang sebenarnya ingin saya tulis untuk menggambarkan kebersamaan saya dengan kalian selama satu tahun ini. Menangis, tertawa, bingung, was-was pernah saya lalui bersama kalian. banyak hal baru yang saya pelajari dan kalian semua, sekalipun itu hal yang sangat kecil. Pak aji yang selalu bilang kalo kebiasaan itu belum tentu benar, risa yang tidak pelit untuk memuji orang, iin yang selalu menyemangati untuk menjadi “pewarna positif” dalam pergaulan, mas deni yang pernah bilang kalo Iblis dan dosen adalah dua makhluk di dunia ini yang paling sulit ditaklukan di muka bumi, mas arif adi yang berpendapat karena kemenangan adalah hak bagi setiap orang, tiara yang selalu meyakinkan saya untuk selalu jangan panik,karena Allah pasti memberi kemudahan, mba atik yang tidak bosan untuk meyakinkan saya bahwa saya harus yakin dengan kemampuan saya, mas bugar yang selalu mengingatkan untuk selalu membangun keceriaan dengan adik-adik kecil, mba eno yang selalu tersenyum sekalipun suasana sangat sulit untuk tersenyum, mba ndari yang menjadi supporter utama dalam keistiqomahan dan banyaaaaaak sekali petuah kecil dari yang lain yang mungkin itu biasa bagi kalian, tapi telah menjadi reminder bagi saya, yang akan saya simpan baik-baik di suatu ruangan tersendiri, yang tentunya, “in my heart”. I met all of you as a stranger, and now i know all of you as my great friend :)



Dimanapun kalian (akan) berada,

Seberapa jauh jarak (yang akan) terbentang,

Kita pernah bertemu disini,

Di tempat bertitel “revolusioner”

Di tempat dimana kita pernah menjadi satu keluarga..



Semoga Allah mengijinkan kita untuk bisa bertemu dan berkumpul lagi di waktu, tempat dan suasana yang tepat suatu saat nanti :)



Dan tanpa terasa, bis selendang sutra kami sudah membawa kami kembali dengan selamat di parkiran FMIPA..



Dan kegaduhan pun terjadi lagi, karena semua orang berebut untuk turun, hahahaha



Today, this story will be history,

Long story from long place,

Long moment from long day,

Sepanjang...will be long moment to remember :)



P.s : hanya ingin mengikat kenangan dengan tulisan,maaf banget yaa ga bisa nyebutin namanya satu-satu untuk banyak yang namanya belum kesebut, ga usah sedih, ga usah kecewa,kita kan sodara,hohohohoho :)



Glosarium

Morning sickness : mual-mual di pagi hari (ini untuk ibu hamil biasanya)

Air sickness : mual-mual karena perjalanan jauh

Jetlag : perubahan kondisi tubuh akibat perbedaan ritme/melewati meridian. (biasanya buat yang ke luar negri nih), gejalanya mual, pusing, insomnia, ga napsu makan :D


kalo mau liat cerita n komen2 nya langsung liat sumber nya ajja gan, disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muhasabah.....part 3

Macam-macam Kontrasepsi

Reminder