Muhasabah.....part 3

Sobb..akhir2 nii banyak yang mengganggu pikiranku. 2 orang sahabat start to leave me dengan alasan yang gag masuk akal menurutku..aku gag tahu apa yang ada di pikiran mereka. Namun yang aku tahu ending dari persahabatan ini tidaklah begitu siipp.. bukan ending sih, namun dengan cara mereka mulai meninggalkanku itu lah yang menjadi pertanda bahwa mungkin aku tidak dibutuhkan lagi dalam hidup mereka.
Salah, sebenarnya salah kalo aku mempunyai pikiran seperti ini. Aku tahu, butuh 40 alasan maupun praduga sebelum kita mengatakan bahwa sahabat kita seperti ini atopun seperti itu. Namun cara mereka bener-bener menggangguku…
Sobb, aku tipikal sanguinis melankolis. Tentu saja mempunyai masalah dengan sahabat membuat jiwa melankolisku mau tidak mau berteriak meminta solusi. Aku yang tampak tegar dan berpengaruh nyatanya hanyalah seorang yang rapuh. Melihat sebuah masalah yang kulakukan hanya mengedepankan emosi dan perasaan.
Sobb… ada yang salah di sini. .. .
Tentang bagaimana seharusnya aku mulai mencari solusi, bukan menyalahkan keadaan dengan merengek-rengek kepada Tuhan untuk menyelesaikan masalah ini dengan otomatis. Siapa aku?? Enak banget minta ma Tuhan untuk segera menyelesaikan masalah ku tanpa aku sendiri berusaha mencari jalan keluar..
Ada yang salah di sini, tentang bagaimana seharusnya aku tetap tersenyum tegar kala orang lain mengatakan tentang ku yang seperti ini seperti itu. Seharusnya aku bisa tetap tegar dan mengatakan aku bukan kalian dan aku tidak sama dengan dia seperti yang kau tuduhkan padaku.. dan harusnya dengan ketegaran yang tersisa aku mampu meminta sedikit waktu untuk menjelaskan kepada mereka apa yang sebenarnya terjadi.
Ada yang salah di sini, ketika akhirnya rasa marahku, kecewaku, emosiku tak mampu aku bendung kemudian berbalik menguasai jiwaku untuk berbalik marah, kecewa kepada dua orang sahabatku. Marah n kecewa karena merasa mereka meninggalkanku dalam keadaan tidak tahu salah apa diriku.. marah karena merasa persahabatan yang tulus kuberikan selama ini tidak dianggap begitu saja… Tidak..seharusnya tidak demikian yang terjadi. Persahabatan itu rasa tulus untuk selalu peduli pada sahabat n teman tanpa harus pamrih untuk dipedulikan mereka..
Ada yang salah disini kawand, seperti yang kita ketahui kita wajib belajar untuk memaafkan segimana besarnya kesalahan orang... Allah ajja Maha Memaafkan dan Pengampun masak kita yang cuma hamba yang lemah mau nyaingin...namun, proses memaafkan itulah yang sulit. Inilah yang menjadi pe-er besar untukku saat ini sob belajar untuk benar2 ikhlas memaafkan apapun yang terjadi di luar yang aku inginkan karena kalopun aku menyalahkan keadaan sama saja aku menyalahkan Tuhan…
Padahal quotesku beberapa hari yang lalu:: "Siapapun bisa marah, marah itu mudah. tetapi marah pada orang yg tepat,dengan kadar yg sesuai, pada waktu yg tepat, demi tujuan yg benar, dan dengan cara yg baik, bukanlah hal yg mudah." (Socrates,NichomacheanEthics).
Sobb… sekali lagi ada yang salah disini, seharusnya aku berfikir tentang emosi ini sebelum benar2 bisa berbalik marah kepada mereka. Memang ada perkataan bahwa kita harus empathy, belum tentu org yang kita tumpahin emosi bisa nerima dengan baik emosi kita ato malah dia terlalu over ngrasa bersalah kan gag bagus juga... salah2 malah keadaan tambah runyam aliasnya tidak selesai masalahnya....menjaga supaya yang dimarahi tidak marah karena memahami rasa marah orang lain juga tidak mudah. Emang bener banget kata-kata itu sobb... kadang kalo kita yang didiemin ato dimarahin tu rasanya gedhegg banget pengen balik marah atopun ngediemin orang yang marah pada kita... kala kita dimarahin ntu rasanya kita juga sebel kenapa orang itu bisa marah ama kita..hal ini semakin membuat kita kecewa karena berfikir yang enggak-enggak misal apa karena dia tidak percaya dengan kita... namun hal ini tidak seharusnya menjadikan diriku yang masih labil ini berbalik marah kepada mereka. Bener gag sih sob?? Sekali lagi, butuh 40 prasangka sebelum aku bener2 bisa berbalik marah, kecewa dan sebagainya lah kepada mereka…
Teringat sebuah hadits tentang marah, ada sebuah esensi dimana rasul menasehati sahabat dengan kalimat "jangan marah" hingga tiga kali... betapa susah dan tidak mudahnya mengendalikan rasa "marah"... so guys, perbaiki niat dan emosi.. Marah bukan jalan keluar yang terbaik. Mengkritik, main hakim sendiri, emosi itu merupakan hal yang mudah, namun mencari solusi dari sebuah permasalahan itulah yang susah.
Just forget the pain they gave to me….
^.^ v

Komentar

Anonim mengatakan…
cek..cek..
saged dikomen nopo mboten,
*Annisa Inayati MS* mengatakan…
insan:: saged di komen gan... monggo tinggal kan jejak di blog saya...hehehe
wayhide mengatakan…
Ra masuk pikiran in ... (males moco)
*Annisa Inayati MS* mengatakan…
acembb igg... lha koe moco gag pake perasaan ogg....
ehh moco pake mata dink...wkwkkw

Postingan populer dari blog ini

Macam-macam Kontrasepsi

motivasi di buku Fisika ku....