Mengejar Awan
Minggu, 3 april 2011, sebuah perjalanan awalku yang kutempuh untuk mengejar awan. Beragam warna awan menghiasiku dalam perjalanan ke Klaten ini, awan mendung diujungpun bagaikan bercak air dikanvas “sungguh indah”.
Aku tiba-tiba kaget, seketika ingatan kecilku kembali mengingatkan harapan, melupakan sedikit asaku ini.
Saat ku kecil disorehari, ditempat asalku beton-beton tak begitu megah berdiri. Jadi keindahan awan bisa terlihat jelas bahkan menjelang malam, ingatanku saat itulah yang menjadi beragam moto hidup dah hasrat yang kubawa kemana-mana. Harusnya juga hingga saat ini.
Kadang juga tidak sendiri. Ditemani teman sebaya, selayaknya anak kecil lain kami pun mulai berimajinasi. Jiwaku kala itu sempat bergetar ketika berjanji mengejar cita-cita, yang harusnya juga sekarang tertanam kuat serta mestinya aku wujudkan.
Kenapa aku katakan seharusnya? ya. .. segala kewajaranku sebagai manusia tetap berjalan. Aku sempat lupa dengan apa yang aku impi dan harapkan, terasa pudar dihati dan tak pernah lagi terpikirkan. Entah karna apa seperti itu, tapi aku menganggapnya kewajaran sebagai manusia.
Sungguh, perjalananku ke Klaten kali ini mengingatkan kembali harapan masa lalu. Hatiku benar-benar kritis saat itu, beragam ketakutan dan frustasi menghampiri, tiba-tiba saja aku memandang kearah depan wajah bis, jalan terlihat mulus penuh mobil dan diatasnya ada awan indah yang memancing kembali hasrat masalalu.
Telah kuputuskan, mulai saat ini tak ada lagi ketakutan pada diriku tinggal aku mewujudkan keputusan itu. Semua yang kulakukan saat ini akan kuhilangkan berganti berbagai rencana fantastis. Tidak kah takut pada kegagalan? Sejak semua keputusan yang kuambil tidak ada yang namanya kegagalan, semua berjalan walau tidak sesuai harapan. Anggapanku kegagalan adalah pilihan yang sangat berguna, pilihan yang tak pernah salah, karna itu adalah sebuah pelajaran yang diberikan Tuhan.
inilah awal perjalananku mengejar awan
[dalam catatan bara, lumayan menggugah di baca ya.....]
mo ketemu ma yang nulis gag?? klik disini gan...
Aku tiba-tiba kaget, seketika ingatan kecilku kembali mengingatkan harapan, melupakan sedikit asaku ini.
Saat ku kecil disorehari, ditempat asalku beton-beton tak begitu megah berdiri. Jadi keindahan awan bisa terlihat jelas bahkan menjelang malam, ingatanku saat itulah yang menjadi beragam moto hidup dah hasrat yang kubawa kemana-mana. Harusnya juga hingga saat ini.
Kadang juga tidak sendiri. Ditemani teman sebaya, selayaknya anak kecil lain kami pun mulai berimajinasi. Jiwaku kala itu sempat bergetar ketika berjanji mengejar cita-cita, yang harusnya juga sekarang tertanam kuat serta mestinya aku wujudkan.
Kenapa aku katakan seharusnya? ya. .. segala kewajaranku sebagai manusia tetap berjalan. Aku sempat lupa dengan apa yang aku impi dan harapkan, terasa pudar dihati dan tak pernah lagi terpikirkan. Entah karna apa seperti itu, tapi aku menganggapnya kewajaran sebagai manusia.
Sungguh, perjalananku ke Klaten kali ini mengingatkan kembali harapan masa lalu. Hatiku benar-benar kritis saat itu, beragam ketakutan dan frustasi menghampiri, tiba-tiba saja aku memandang kearah depan wajah bis, jalan terlihat mulus penuh mobil dan diatasnya ada awan indah yang memancing kembali hasrat masalalu.
Telah kuputuskan, mulai saat ini tak ada lagi ketakutan pada diriku tinggal aku mewujudkan keputusan itu. Semua yang kulakukan saat ini akan kuhilangkan berganti berbagai rencana fantastis. Tidak kah takut pada kegagalan? Sejak semua keputusan yang kuambil tidak ada yang namanya kegagalan, semua berjalan walau tidak sesuai harapan. Anggapanku kegagalan adalah pilihan yang sangat berguna, pilihan yang tak pernah salah, karna itu adalah sebuah pelajaran yang diberikan Tuhan.
inilah awal perjalananku mengejar awan
[dalam catatan bara, lumayan menggugah di baca ya.....]
mo ketemu ma yang nulis gag?? klik disini gan...
Komentar