BAHAGIA itu...

# damn, damn, damn what i do to have you here... here... here.... I wish you were here... # Lagu Avril Lavigne mengalun lembut lewat playlist hapeku di penghujung malam yang sepi ini. Uhh jadi galau deh. Setelah beberapa jam yang lalu someone from past sms dan selalu berujung pada pertengkaran-pertengkaran ga logis karena masalah yang kecil –lagi-. Kenapa bisa bertengkar? Mungkin karena saya nggak nyaman lagi ma dia. Atau mungkin karena merajuk?? #ehh. Haha lupakan. Dan pertengkaran itu membuatku berfikir ulang tentang kebahagiaan. Tidak bahagiakah saya menjadi bagian dari hidupnya? Atau mungkin saya yang kurang mensyukuri keberadaan nya dalam hidup saya sehingga saya tidak bisa bahagia. Waktunya sangat tepat sekali ketika saya memikirkan tentang kebahagiaan ini dan menemukan rentetan kalimat yang terketik dalam buku baru saya Moga Bunda Di Sayang Allah nya TERELIYE. # kebahagiaan adalah kesetiaan Setia atas indahnya merasa cukup, Setia atas kecintaan berbagi, Dan setia atas ketulusan berbuat baik. Bukan atas gelimang harta, pesona nama besar apalagi tongkat kekuasaan. Yakinlah, meski semua orang tidak ada lagi yang meyakininya!!! # –TL- Ya, kebahagiaan memang sukar didefinisikan karena semua orang pasti punya definisi bahagia menurut mereka masing-masing . Bagiku, seperti prostulat kebahagiaan pada umumnya, Bahagia itu Sederhana. Seperti gemericik air yang disampaikan banjir kepada relawan-relawan kemanusiaan. Seperti yang disampaikan semilir angin pada petani di tengah panasnya pematang sawah. Seperti yang disampaikan langit atas lukisan-lukisan terindahnya kepada para pendaki. Ya... Bahagia itu memang sederhana. Sesederhana kita bisa memaknai setiap goresan tinta sejarah yang mengisi lembaran-lembaran sejarah kehidupan manusia. Sesederhana tawa yang disampaikan seorang bocah yang bahkan mengucapkan kata “mama” pun masih sangat terbata-bata. Bahagia itu memang sederhana. Terlampau sederhana hingga terkadang kita lupa bahwa sebetulnya kita terlampau nyaman dan layak berbahagia telah diberi anugrah dan kesempatan menghirup aroma kehidupan. Ya, bahagia memang sangat sederhana. Terlalu banyak kebahagiaan yang mungkin belum disadari dan mungkin terlalu banyak kebahagiaan yang belum disyukuri. Bahagia memang sangat sederhana. Sesederhana tangan ini ingin terus mengetikkan kesederhanaan kebahagiaan di setiap karakter-karakter berikutnya. Sesederhana senyum yang terekah setiap kali saya melihat wajah teduh ibu saya... Bagaimana bahagia menurut anda???

Komentar

Bani Zakiyah mengatakan…
hm, anisa...
ckckck :)
*Annisa Inayati MS* mengatakan…
hahahhahaa.... opo iki ban????

Postingan populer dari blog ini

Macam-macam Kontrasepsi

Muhasabah.....part 3

Reminder