HUBUNGAN ANTARA PERIODONTITIS TERHADAP PENYAKIT JANTUNG KORONER


No
Nama
NIM
1
Feni Istikharoh
020810188
2.
Rendita DY
020810189
3.
Marwan Purnomo
020810190
4.
Alfi Mubarak
020810191
5.
Evi Veronica C
020810192
6.
Dian Widya AP
020810193
7.
Ana Nurul H A
020810194
8.
Putu Mariati K D
020810195
9.
Dika Purnama Dewi
020810198
10.
Nurul Farizah
020810199






Oleh:
Kelompok 11




ILMU FAAL I – DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNAIR
Semester Genap – 2008/2009


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
            Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah seminar faal I ini dengan sebaik-baiknya.
            Dalam makalah ini penulis mengambil judul ”Akibat Periodontitis terhadap Penyakit Jantung Koroner” yang sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat luas, berguna untuk memberi informasi mengenai  periodontitis yang sering diidap oleh masyarakat Indonesia, serta adakah hubungannya dengan penyakit jantung koroner yang juga merupakan penyakit ang menjadi penyeab utama kematian di dunia.
            Dalam melakukan penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. drg. Yuliati, MKes.selaku dosen pembimbing,
2. Rekan – rekan FKG Unair, dan
3. Seluruh pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
            Harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi penulis, pembaca, serta masyarakat. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan pada penulisan lainnya di masa yang akan datang.

                                                                                                Surabaya, 18 Juni 2009

Penulis



ABSTRACT


            Periodontal disease has the effect to the health of oral cavity. In addition, periodontal disease caused by chronical local infection bacteria in the oral cavity. So, it cause disfunction of endothel, formation of plaque on carotis artherial or decrease of HDl’s antiaterogenik. This infection inflammation on  coronary blood vessels, so it can be ateroskelorosis. Then, aterosklerosis cause artherial coroner stepped out. In order that,it decrease the flow of blood to cardio muscle. Periodontitis cause bacteria go to flow of blood and increase factors of inflammation by decrease sitokinin, which of system of immune host. Decreation of immune host make bacteria enter blood vessels of cardio further. This bacteria also can hook onto the cardiovascular’s valve, called endiokarditis.  Besides, loosing teeth related to the high risk vascular disease, like serebrovaskular and disease of arteri perifer.
Key words: Periodontitis,arteroskelorosis, and endiokarditis




BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Bagi sebagian orang, kesehatan mulut mungkin masih kurang mendapat perhatian. Menjaga kesehatan mulut berarti juga menjaga kesehatan seluruh badan, karena mulut adalah pintu masuk segala macam benda asing ke dalam tubuh. Kenyataannya, ada banyak penyakit yang berawal dari mulut. Pada umumnya, orang hanya tahu bahwa penyakit mulut adalah sakit pada gigi. Padahal sesungguhnya, dari gigilah berbagai sumber penyakit bersarang.
Periodontitis adalah penyakit mulut yang paling sering dijumpai, ini adalah penyebab utama tanggalnya gigi orang dewasa dan merupakan penyakit mulut utama yang membahayakan mulut dan seluruh kesehatan. Banyak sekali masyarakat kita yang belum mengerti mengenai periodontitis bahkan dampak yang diakibatkan oleh periodontitis. Mereka sering beranggapan bahwa yang dialaminya hanyalah penyakit gigi biasa. Hal ini dikarenakan proses terjadinya periodontitis pada rongga mulut berlangsung lambat, tidak terasa sakit namun progresif.1
Penelitian medis modern menunjukkan bahwa bahaya periodontitis jauh melebihi gigi itu sendiri. Periodontitis sangat mempengaruhi banyak penyakit seluruh tubuh, menyangkut fungsi jantung, paru-paru, ginjal dan organ penting lainnya, sehingga menjadi penyebab utama yang menyebabkan persentase kematian yang lebih tinggi.2
Bertitik tolak dari pernyataan di atas, penulis tertarik untuk meninjau lebih lanjut tentang keterkaitan yang terjadi antara periodontitis yang sering tidak disadari masyarakat dengan penyakit jantung koroner yang merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia.

1.2  Rumusan Masalah
Bagaimanakah keterkaitan periodontitis dengan penyakit jantung koroner ?



1.3  Tujuan Penulisan
1.3.1        Tujuan Umum
Menjelaskan adanya kaitan penyakit periodontitis dengan penyakit jantung koroner yang mana kedua penyakit tersebut sering kali diidap oleh masyarakat Indonesia.
1.3.2        Tujuan Khusus
1.      Mengetahui pengaruh bakteri yang bekerja pada jaringan periodontal sehingga menyebabkan penyakit jantung koroner
2.      Mengetahui peran imunitas tubuh yang diakibatkan kinerja bakteri penyebab periodontitis dan jantung koroner

1.4  Manfaat Penulisan
1.      Memberikan informasi kepada pembaca mengenai penyakit periodontitis dan jantung koroner akibat kurangnya perhatian terhadap kesehatan mulut dan kardiovakuler
2.      Mengetahui peran imunitas pada tubuh manusia akibat kinerja bakteri pada jaringan periodontal.
3.      Mengetahui kaitan periodontitis dengan penyakit jantung koroner.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Periodontitis
2.1.1 Pengertian periodontitis
Periodontitis adalah peradangan atau infeksi pada jaringan periodontium. Periodontium adalah jaringan di sekitar perlekatan gigi yang mempunyai fungsi untuk mempertahankan dan menyokong gigi. Jaringan ini terdiri dari dentoginggival junction, cementum, periodontal ligament, dan alveolar bone.1
Suatu keadaan dapat disebut periodontitis bila perlekatan antara jaringan periodontal dengan gigi mengalami kerusakan. Selain itu alveolar bone juga mengalami kerusakan. Periodontitis dapat berkembang dari gingivitis (peradangan atau infeksi pada gusi) yang tidak dirawat. Infeksi akan meluas dari gusi ke arah tulang di bawah gigi sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan periodontal.1

2.1.2 Struktur jaringan periodontal
Gambar 2.1 struktur jaringan periodontal pada gigi-geligi manusia

2.1.2.1 Dentoginggival junction
Dentoginggival junction adalah ginggiva yang melapisi gigi. Dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu epithelial dan connective tissue component.
Epithelium ini dibentuk oleh sel basal (flattened cell), sel superbasal, dan sel permukaan yang terdiri dari basal lamina, merupakan sel perlekatan. Sel-sel tersebut memiliki banyak sitoplasma, retikulum endoplasma, dan badan golgi.
Connective tissue terdiri dari 2 bagian, yaitu superficial dan deep. Terletak bersebelahan dengan junctional epithelium yang berfungsi untuk menyokong epithelium. Selain itu connective tissue memiliki peranan untuk memulihkan dentoginggival junction setelah pembedahan periodontal. Jaringan ini dibentuk oleh inflammatory cell infiltrate. Jaringan yang berbatasan dengan epithelium adalah extensive vascular plexus.2
2.1.2.2 Cementum
Cementum merupakan bagian yang menyelimuti akar gigi. Bersifat keras, tak berpembuluh darah, serta merupakan perlekatan utama periodontal ligament.1
2.1.2.3 Periodontal ligament
Sebagian besar periodontal ligament bersifat lunak, terutama jaringan yang berada diantara cementum yang menyelimuti akar gigi dan tulang. Fungsi dari periodontal ligament adalah senantiasa menjaga gigi pada tempatnya yang disesuaikan dengan kekuatan mengunyah, dan sebagai sensori reseptor pada rahang selama pengunyahan,serta sebagai cadangan sel untuk regenerasi.1
2.1.2.4. Alveolar bone
Adalah tulang yang berongga, tepatnya di samping periodontal ligament. Lapisan luar terdiri dari compact bone, lapisan tengah  spongiosa bone, serta lapisan dasar adalah alveolar bone.Lapisan luar(compact bone) dan lapisan tengah (spongiosa/ trabecular bone) tersusun atas lamel-lamel dengan system havers.Trabecular tulang tidak hadir pada daerah anterior dari gigi, dan pada beberapa kasus, cortical plate dan alveolar bone yang melekat satu sama lain, tanpa adanya spongiosa bone.2

2.1.3 Bakteri pada jaringan periodontal
Ada beberapa macam bakteri yang berhubungan dengan periodontitis, antara lain P.gingivalis, A. Actinomycetemcomitans, tannerella forsythia, treponema denticola, eikonolla corrodens. Akan tetapi bakteri yang tergolong periodontopatogenik adalah P.gingivalis, A. Actinomycetemcomitans.3
2.1.4 Faktor yang mempengaruhi periodontitis
Pengamatan klinis menunjukkan bahwa mikroorganisme cepat berkumpul di permukaan gigi ketika sesorang berhenti menjaga kebersihan mulutnya. Hanya dengan beberapa hari, tanda-tanda mikroskopis dan klinis dari gingivitis sudah terlihat. Perubahan peradangan bisa ditanggulangi ketika orang tersebut kembali menjaga kesehatan mulutnya secara intensif.
Mikroorganisme yang berasal dari plak pada gigi dan menyebabkan gingivitis juga termasuk pelepasan bakteri yang menyebabkan peradangan jaringan. Percobaan klinis menekankan pada kebutuhan untuk membuang microbial plaque pada supra- dan subgingival dalam perawatan gingivitis dan periodontitis.3
Plak gigi merupakan microbial yang mengawali terjadinya penyakit jaringan periodontal. Namun bagaimana hal itu dapat mempengaruhi suatu subjek, bagaimana penyakit tersebut timbul dan bagaimana dengan progressnya, semuanya tergantung dari kekebalan atau pertahanan dari host itu sendiri. Faktor pendukung yang mempengaruhi semua hal dari periodontitis secara utama dengan efeknya terhadap kekebalan normal dan pertahanan terhadap pembengkakan adalah sebagai berikut :
2.1.4.1  Infeksi HIV
Meskipun banyak orang yang terinfeksi HIV tanpa periodontitis, mereka mungkin sering mengalami gangguan dalam rongga mulut, beberapa ditemukan pada periodontium. Jaringan periodontal pada penderita HIV-positif termasuk linear gingival erythema, necrotizing ulcerative gingivitis, periodontitis lokal parah dan severe destructive necrotizing stomatitis yang mempengaruhi gingival dan tulang (mirip noma dan cancrum oris)4
2.1.4.2 Tekanan Emosi
Stress yang berkepanjangan telah menjadi faktor pendukung timbulnya necrotizing ulcerative gingivitis. Dampak negatif dari stress pada jaringan periodontium dapat disebabkan juga oleh perubahan perilaku, misalnya kebersihan mulut yang buruk dan rokok. Hal ini dapat merusak fungsi imun sehingga meningkatkan kerentanan terkena infeksi. Pengaruh stress pada jaringan periodontium yaitu dapat meningkatkan level sirkulasi kortikostiroid. Meskipun stress merupakan faktor yang tidak mudah diukur, level kortikostiroid pada urin dapat diukur dan ditemukan lebih tinggi pada pasien necrotizing ulcerative gingivitis. 4
2.1.4.3  Diabetes Mellitus
Penyakit jaringan periodontal merupakan komplikasi ke enam dari penyakit diabetes mellitus. Beberapa review menunjukkan bukti dari keterkaitan secara langsung antara diabetes mellitus dengan penyakit periodontitis. Hubungan antara diabetes mellitus dengan periodontitis tampak dengan kuat dalam populasi khusus.
Sebuah studi melibatkan 75 penderita diabetes diabetes (IDDM dan NIDDM) bertujuan untuk memeriksa hubungan antara kontrol diabetes, sebagaimana dievaluasi oleh glycosylated hemoglobin levels dan periodontitis. Dalam studi tersebut, keakutan dari dari periodontitis meningkat seiring dengan control yang buruk dari diabetes. Sebuah laporan menyebutkan bahwa metabolik kontrol dapat menjadi faktor terpenting antara kesehatan periodontal dengan IDDM. Data tersebut mendukung hipotesis bahwa diabetes dan level dari metabolik kontrol penting dalam hubungannya dengan penyakit periodontitis.4
2.1.4.4 Hormon sex
Elevasi di level plasma dari hormone sex selama kehamilan menyebabkan modifikasi dari respon host pada plak gigi, namun hal ini mempegaruhi jaringan yang lembut yang meningkatkan pembengkakan dan gingivitis kronis. Beberapa studi menyebutkan keadaan dari kemerahan gusi, edema, pendarahan, meningkat pada bulan ke-2 kehamilan sampai bulan ke-8 dan akhirnya menurun. Fluktuasi gingivitis dengan fase siklus menstruasi dan efek dari kontrasepsi oral pada gingival merupakan efek dari hormon sex terhadap jaringan periodontal. Lebih lanjut pubertas juga merupakan hal yang dapat menaikkan pembengkakan gingiva dan peningkatan respon pada plak merupakan akibat dari konsentrasi hormone sex dalam plasma.5
2.1.4.5  Osteoporosis
Penelitian pada hewan studi pada domba menunjukkan bahwa kekurangan estrogen dapat menyebabkan meningkatnya penyakit periodontal. Sebuah studi pada 28 wanita berumur antara 23 dan 78 tahun dengan membaginya menjadi 2 kelompok, kelompok yang lebih tua postmenopausal dan yang lebih muda premenopausal. Kelompok yang lebih tua mengalami kekurangan dalam kepadatan alveolar bone, dimana penulis menyimpulkan bahwa menopause dapat menyebabkan berkurangnya kepadatan dalam alveolar bone. Studi yang lain pada manusia dengan osteopenia dan osteoporosis, menunjukkan bahwa keakutan dari osteopenia berhubungan dengan berkurangnya alveolar cristal height dan gigi tanggal pada wanita yang mengalami postmenopause.5
2.1.4.6  Gangguan genetik
Jumlah dari gangguan genetik meningkat seiring dengan periodontitis kronis. Plak microbial, berubah sesuai level dan durasi penumpukan faktor lingkungan, misal merokok, diabetes, systemic health, dan genetik seseorang.
Salah satu gangguan genetik yaitu Down’s syndrome dikarakteristik oleh awal dari periodontitis yang bermanifestasi pada dentition utama dan berlanjut hingga dewasa. Keakutan dari penyakit periodontal tersebut sangat tinggi dibandingkan dengan lainnya, atau individu cacat mental lainnya.4

2.2 Jantung koroner
2.2.1 Definisi jantung koroner
Penyakit Jantung Koroner adalah penyempitan/penyumbatan (arteriosclerosis) pembuluh arteri koroner yang disebabkan oleh penumpukan dari zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) yang makin lama makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi.6

2.2.2 Penyebab jantung koroner
Adanya penyempitan dan penyumbatan pembuluh arteri koroner. Penyempitan dan penyumbatan pembuluh arteri koroner di sebabkan oleh penumpukan zat-zat lemak yaitu kolesterol dan gliserida, yang makin lama makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam pembuluh (endothelium) dari pembuluh nadi. Hal ini mengurangi atau menghentikan aliran darah ke otot jantung sehingga mengganggu kerja jantung sebagai pemompa darah. Efek dominan dari jantung korner adalah kehilangan oksigen dan nutrien ke jantung karena aliran darah ke jantung berkurang. Pembentukan plak lemak dalam arteri akan mempengaruhi pembentukan bekuan darah yang akan mendorong terjadinya serangan jantung.6

2.2.3 Gejala jantung koroner
Penyakit jantung bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa maupun dengan keluhan klinis. Tanda-tanda atau gejala peyakit jantung koroner adalah:
1.      Dada terasa sakit dan tertekan.
2.      Nyeri kepala yang berkepanjangan
3.      Merasa sekujur tubuhnya terbakar tanpa sebab yang jelas.
4.      Terjadi keluhan di sekitar tulang dada dan leher.7

2.2.4 Komplikasi Jantung Koroner
Penderita jantung koroner biasanya memiliki penyakit komplikasi seperti diabetes mellitus dan hipertensi. Komplikasi ini biasanya mengawali timbulnya penyakit jantung koroner. Hipertensi misalnya secara terus menerus akan menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah arteri secara perlahan-lahan, apabila kerusakan dinding ini diperberat dengan endapan lemak/kolesterol akan menimbulkan penyempitan rongga pembuluh darah, dan hal ini juga dapat terjadi pada arteri koroner. Kontrol yang baik pada pasien hypertensi dapat diupayakan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pembuluh darah dan meminimalkan kemungkinan terkena penyakit jantung koroner.8
Salah satu cara penanggulangan dari penyakit ini pun dapat menyebabkan komplikasi yang berdampak hebat pada penyakit ini. Contohnya adalah operasi bypass, Komplikasi operasi bypass yang sering terjadi adalah pendarahan, infeksi, serangan jantung atau gangguan irama sampai pasien meninggal, gagal ginjal, stroke dan gangguan pernapasan. Pasien yang sudah dilakukan operasi bypass perlu mengikuti program rehabilitasi.8











BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Bakteri Jaringan Periodontal
            Infeksi Bakteri periapikal serta periodontal dapat menyebabkan bakterimia pada rongga mulut. Keadaan ini dapat menimbulkan endokarditis bakterialis pada penderita yang memiliki riwayat penyakit demam rematik, kelainan katup jantung dan juga jantung koroner. 9
            Penyakit periodontal menjadi suatu kondisi penyakit yang disertai dengan  Porhyromonas gingivalis, Prevotella intermedia, dan organisme gram negatif lainnya. Periodontitis juvenil lokalisata (LJP) menyebabkan hilangnya tulang, cepat dan disertai dengan Actinobacillus actinomycetemcomitans (A.a) Capnocytophaga, Eikenella corrodens dan anaerob lain.9

3.2  Respon Kekebalan Tubuh
Inflamasi merupakan respons protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung (sekuestrasi) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu.10 Agen yang dapat menyebabkan cedera pada jaringan, yang kemudian diikuti oleh radang adalah kuman (mikroorganisme). Cedera radang yang ditimbulkan oleh berbagai agen ini menunjukkan proses yang mempunyai pokok-pokok yang sama, yaitu terjadi cedera jaringan berupa degenerasi (kemunduran) atau nekrosis (kematian) jaringan, pelebaran kapiler yang disertai oleh cedera dinding kapiler, terkumpulnya cairan dan sel (cairan plasma, sel darah, dan sel jaringan) pada tempat radang yang disertai oleh proliferasi sel jaringan makrofag dan fibroblas, terjadinya proses fagositosis, dan terjadinya perubahan-perubahan imunologik.11
Salah satu strategi penting pertahanan dari system immune host terhadap mikroba adalah dengan memproduksi protein pembawa sinyal yang disebut dengan sitokin. Molekul ini merupakan hormon local dan sistemik yang penting dan berperan sebagai homeostatic mediator secara umum. Homeostatic mediator merupakan penyeimbang sistem imun dan memberitahu kepada sistem imun kapan harus bekerja dan kapan harus beristirahat. Beberapa jenis sitokin, seperti IL-1, IL-6, IL-8, interferon-γ  dan tumor necrosis factor-α meningkatkan peradangan. Sitokin yang lain, seperti transforming growth factor-β dan IL-10 berperan dalam mengatur respon inflamasi. Level dari pro dan sitokin anti-inflamasi pada tempat yang spesifik dan waktu tertentu sangat bervariasi dan sejalan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selama manusia dalam keadaan sehat, beberapa dari bakteri endogen ini membangun kemampuan untuk mengatur jaringan sitokin dan pada akhirnya mampu menurunkan respon inflamasi pada host.12
Namun, Bakteri Periodontopatogenik seperti P.Gingivalis dapat merusak dan mengubah system imun dari host. P.gingivalis menghambat polymorphonuclear leukocyte chemotaxis yang diinisiasi oleh exogenous IL-8 atau N-Formil-metionil-leusil-Fenilalanin(fMLP) dan sepanjang infeksi pada sel epitel mulut, P.Gingivalis dapat menghambat migrasi transepitel dari neutrofil. Lebih jauh lagi, P.Gingivalis menurunkan produksi IL-8 dan ekspresi ICAM-I pada sel epitel oral. Efek inhibitor yang lainnya melingkupi pemecahan tumor necrosis factor-α secara proteolitik dan menekan ekspresinya setelah diinduksi oleh lipopolisakarida dari bakteri lain dalam jalur makrofag pada manusia, P.Gingivalis juga menyebabkan down-regulating Th1 respon, menekan ekspresi IL-1β pada monocytes cocultured dengan apoptotic neutrophils, mengecilkan ekspresi costimulatory molecules pada monosit dan dendrit setelah pemaparan lipopolisakarida dari P.Gingivalis secara berulang kali dan meningkatkan hilangnya ikatan membran pada CD14. Berdasarkan fakta di atas P.Gingivalis dapat merubah jaringan sitokin dari host. Jika hal ini terjadi pada tahap awal dari kolonisasi dan invasi, hal ini mengindikasikan bahwa organisme ini menggunakan stealth-like strategy dengan cara melumpuhkan respon imun awal.
Strategi lain yang dijalankan oleh bakteri periodontopathogenik adalah dengan mengeluarkan racun yang dapat membunuh sel imun atau menekan respon immun. A. Actinomycetemcomitans dapat mengeluarkan leukotoxin-A yang secara spesifik dapat membunuh neutrofil dan monosit melalui interaksi dengan leucocyt-associated antigen(LFA)-1.12
Hal-hal tersebut dapat menyebabkan penurunan tingkat imunitas dari host sehingga bakteri-bakteri periodontopatogenik dapat masuk lebih jauh lagi ke dalam pembuluh darah sistemik.


Gambar 3.1 Skema alur potensial inflamasi jariangan periodontal pada patogenesis kardiovaskular

3.3 Patofisiologi Jantung Koroner
            Bakteri periodontopatogenik seperti P. gingivalis memperoleh akses sistemik melalui sistem sirkulasi. Selanjutnya terjadi peningkatan kadar faktor-faktor peradangan dalam darah seperti fibrinogen, C-reaktif protein, dan beberapa hormon protein. Salah satu strategi penting pertahanan dari sistem imun host terhadap bakteri yang masuk adalah dengan memproduksi protein pembawa sinyal yang disebut dengan sitokin.1 Molekul ini berperan penting sebagai homeostatic mediator. Namun bakteri ini dapat merusak dan mengubah jaringan sitokin dari host sehingga terjadi penurunan respon kekebalan.1 Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya inflamasi pada pembuluh darah dan mengaktivasi jalur koagulasi dan terjadi agregasi trombosit di sana. Tidak hanya itu, penurunan respon kekebalan tersebut dapat meningkatkan LDL, menurunkan HDL, dan meningkatkan trigliserida dalam sistem sirkulasi. Kadar LDL yang meningkat dalam sirkulasi akan teroksidasi menjadi LDL-oks. Kemudian LDL-oks akan difagosit oleh makrofag sehingga makrofag menjadi foam cell. Foam cell akan mengendap pada dinding pembuluh darah sehingga terjadi atherosclerosis. Teraktivasinya jalur koagulasi dan atherosclerosis mempercepat terjadinya ischemic cardiovascular.13 Keadaan ini mengakibatkan terhambatnya suplai makanan dan oksigen ke jantung sehingga dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner

Gambar 3.2 Potential mechanism of infectious agents in atherosclerosis







                                                                                               

BAB IV
PENUTUP


4.1     Kesimpulan
Ditinjau dari pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penyakit periodontal dan penyakit jantung koroner. Hubungan tersebut dapat melalui mekanisme imunitas pada individu terhadap infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Periodontitis menyebabkan bakteri memasuki aliran darah. Bakteri ini merusak sitokin yang berperan sebagai sistem imun host sehingga respon kekebalan host menurun. Selain itu, bakteri tersebut dapat meningkatkan LDL, menurunkan HDL, dan meningkatkan trigliserida sehingga keadaan lemak dalam pembuluh darah tidak normal dan mengakibatkan artherosclerosis pada pembuluh arteri koronaria

4.2     Saran
Evaluasi sederhana terhadap kesehatan jaringan periodontal dapat bermanfaat sebagai penilaian awal resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu, menjaga kesehatan gigi dan mulut secara menyeluruh merupakan hal penting untuk kesehatan pada umumnya, dan dapat mengurangi kejadian penyakit jantung koroner.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG.2004.Biology 5th ed vol.3. Jakarta: Erlangga.P81-2.
  2. . Andra. Ancaman Gigi Terhadap Jantung. http://www.majalah-farmacia.com
3.      Kinene,Denis F et al.2006.Environmental and The Modifying Factors of The Periodontal Disease. Periodonology 2000. vol 40. pp 107-19
  1. Janet HS, George WT, and Panagiota GS.2006. commonality in chronic inflammatory disease:Periodontitis, diabetes and coronary artery disease. Periodontology 2000. vol 40. pp 130-43
  2. Taguchi A. , Sanada M., Suei Y., et al. Tooth Loss Is Associated With an Increased Risk of Hypertension in Postmenopausal Women. http://hyper.ahajournals.org
  3. Anonym. 2008. Penyakit Jantung Koroner. Available from www.bb17.info . Accesed May 22, 2009.
  4. Anonym. 2008. Penyakit Jantung Koroner. Available from sinichireina.wordpress.com. Accesed May 22, 2009
  5. Angeli F., Verdecchia P., Pellegrino C., et al. Association Between Periodontal Disease and Left Ventricle Mass in Essential Hypertension. http://hyper.ahajournals.org
  6. Kasper, Fauci, Wilson. Harrison’s Principles of Internal Medicine. Vol.1. 13th ed. EGC : Jakarta. 2000.pp231-2
  7. Dorland, W.A.N. (2002). Kamus Kedokteran Dorland (Setiawan, A., Banni, A.P., Widjaja, A.C., Adji, A.S., Soegiarto, B., Kurniawan, D., dkk , penerjemah). Jakarta: EGC. (Buku asli diterbitkan 2000).
  8. Rukmono (1973). Kumpulan kuliah patologi. Jakarta: Bagian patologi anatomik FK UI.
  9. Feng, Zhimin & Winberg, Aaron. 2006. Role of Bacteria in Health and disease of periodontal Tissue. Periodontology 2000.vol.40.p 50-76.
  10. Ryan T. Demmer, PhD and Moïse Desvarieux, MD, PhD . 2006. Periodontal infections and cardiovascular disease :The heart of the matter. Available from: http://jada.ada.org. Accessed on June 2nd 2009



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muhasabah.....part 3

Macam-macam Kontrasepsi

Faktor Penentu Keberhasilan Analisa DNA sequencing