PAROTITIS
Definisi
Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis)
adalah suatu penyakit menular dimana sesorang terinfeksi oleh virus
(Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara
telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas
atau pipi bagian bawah. Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat
timbul secara endemik atau epidemik, Gangguan ini cenderung menyerang
anak-anak dibawah usia 15 tahun (sekitar 85% kasus) (Warta Medika,2009).
Parotitis ialah penyakit virus akut
yang biasanya menyerang kelenjar ludah terutama kelenjar parotis (sekitar 60%
kasus). Gejala khas yaitu pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar
parotis. Pada saluran kelenjar ludah terjadi kelainan berupa pembengkakan
sel epitel, pelebaran dan penyumbatan saluran. Pada orang dewasa, infeksi ini
bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, prostat,
payudara dan organ lainnya. Adapun mereka yang beresiko besar untuk menderita
atau tertular penyakit ini adalah mereka yang menggunakan atau mengkonsumsi
obat-obatan tertentu untuk menekan hormon kelenjar tiroid dan mereka yang
kekurangan zat Iodium dalam tubuh (Sumarmo,2008)
Etiologi Parotitis
Agen penyebab parotitis epidemika adalah
anggota dari kelompok paramyxovirus, yang juga termasuk didalamnya virus
parainfluenza, measles, dan virus newcastle disease. Ukuran dari partikel
paramyxovirus sebesar 90 – 300 mµ. Virus telah diisolasi dari ludah,
cairan serebrospinal, darah, urin, otak dan jaringan terinfeksi lain. Mumps
merupakan virus RNA rantai tunggal genusRubulavirus subfamily Paramyxovirinae dan
family Paramyxoviridae. Virus mumps mempunyai 2 glikoprotein yaitu
hamaglutinin-neuramidase dan perpaduan protein. Virus ini juga memiliki dua
komponen yang sanggup memfiksasi, yaitu : antigen S atau yang dapat larut
(soluble) yang berasal dari nukleokapsid dan antigen V yang berasal dari
hemaglutinin permukaan.
Klasifikasi Parotitis
Parotitis Kambuhan
Anak-anak mudah
terkena parotitis kambuhan yang timbul pada usia antara 1 bulan hingga akhir
masa kanak-kanak.Kambuhan berarti sebelumnya anak telah terinfeksi virus
kemudian kambuh lagi.
Parotitis Akut
Parotitis akut ditandai dengan rasa sakit
yang mendadak, kemerahan dan pembengkakan pada daerah parotis. Dapat timbul
sebagai akibat pasca-bedah yang dilakukan pada penderita terbelakang mental dan
penderita usia lanjut, khususnya apabila penggunaan anestesi umum lama dan
adanya gangguan dehidrasi.
Manifestasi Klinis Parotitis
Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus
Paramyxovirus mengalami keluhan, bahkan sekitar 30-40% penderita tidak
menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical). Namun demikian mereka sama dengan
penderita lainnya yang mengalami keluhan, yaitu dapat menjadi sumber penularan
penyakit tersebut. Masa tunas (masa inkubasi) penyakit Gondong sekitar 12-24
hari dengan rata-rata 17-18 hari.
Adapun tanda dan gejala yang timbul setelah
terinfeksi dan berkembangnya masa tunas dapat digambarkan sebagai berikut :
Pada tahap awal (1-2 hari)
penderita Gondong mengalami gejala: demam (suhu badan 38,5 – 40 derajat
celcius), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian
belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit membuka
mulut).
Selanjutnya terjadi
pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan
pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami
pembengkakan.
Pembengkakan biasanya
berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur mengempis.Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di
bawah rahang (submandibula) dan kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria
dewasa adalanya terjadi pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran
melalui aliran darah.
Patofisiologi Parotitis
Pada umumnya penyebaran paramyxovirus sebagai
agent penyebab parotitis (terinfeksinya kelenjar parotis) antara lain akibat:
percikan ludah, kontak langsung dengan penderita parotitis lain, muntahan dan
urine.
Virus tersebut masuk tubuh bisa melalui hidung
atau mulut. Biasanya kelenjar yang terkena adalah kelenjar parotis. Infeksi
akut oleh virus mumps pada kelenjar parotis dibuktikan dengan adanya kenaikan
titer IgM dan IgG secara bermakna dari serum akut dan serum konvalesens. Semakin
banyak penumpukan virus di dalam tubuh sehingga terjadi proliferasi di
parotis/epitel traktus respiratorius kemudian terjadi viremia (ikurnya virus ke
dalam aliran darah) dan selanjutnya virus berdiam di jaringan kelenjar/saraf
yang kemudian akan menginfeksi glandula parotid. Keadaan ini disebut parotitis.
Akibat terinfeksinya kelenjar parotis maka
dalam 1-2 hari akan terjadi demam, anoreksia, sakit kepala dan nyeri otot
(Mansjoer, 2000). Kemudian dalam 3 hari terjadilah pembengkakan kelenjar
parotis yang mula-mula unilateral kemudian bilateral, disertai nyeri rahang
spontan dan sulit menelan. Pada manusia selama fase akut, virus mumps dapat
diisoler dari saliva, darah, air seni dan liquor. Pada pankreas kadang-kadang
terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.
Penatalaksanaan Parotitis
Parotitis merupakan penyakit yang bersifat
self-limited (sembuh/hilang sendiri) yang berlangsung kurang lebih dalam satu
minggu. Tidak ada terapi spesifik bagi infeksi virus “Mumps” oleh karena itu
pengobatan parotitis seluruhnya simptomatis dan suportif.
Pasien dengan parotitis harus ditangani dengan
kompres hangat, sialagog seperti tetesan lemon, dan pijatan parotis eksterna.
Cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi karena terbatasnya
asupan oral. Jika respons suboptimal atau pasien sakit dan mengalami dehidrasi,
maka antibiotik intravena mungkin lebih sesuai.
Berikut tata laksana yang sesuai dengan kasus
yang diderita :
Penderita rawat jalan
Penderita
baru dapat dirawat jalan bila tidak ada komplikasi (keadaan umum cukup baik).
Istirahat yang cukup, di
berikan kompres.
Pemberian diet lunak dan
cairan yang cukup
Kompres panas dingin
bergantian
Medikamentosa
Analgetik-antipiretik bila perlu
metampiron : anak > 6
bulan 250 – 500 mg/hari maksimum 2 g/hari
parasetamol : 7,5 – 10
mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
hindari pemberian aspirin
pada anak karena pemberian aspirin berisiko menimbulkan Sindrom Reye yaitu
sebuah penyakit langka namun mematikan. Obat-obatan anak yang terdapat di
apotik belum tentu bebas dari aspirin. Aspirin seringkali disebut juga sebagai
“salicylate“ atau “acetylsalicylic acid“.
Penderita rawat inap
Penderita dengan demam tinggi, keadaan umum
lemah, nyeri kepalahebat, disertai gejala saraf dan perlu rawat inap di ruang isolasi.
Diet lunak, cair dan TKTP
Analgetik-antipiretik
Berikan kortikosteroid untuk
mencegah komplikasi
Tatalaksana untuk komplikasi yang
terjadi
1. Encephalitis
Simptomatik untuk
encephalitisnya. Lumbal pungsi berguna untuk mengurangi sakit kepala.
2. Orkhitis
Istirahat yang cukup
Pemberian
analgetik
Sistemik
kortikosteroid (hidrokortison, 10mg /kg/24 jam, peroral, selama 2-4 hari
c. Pankreatitis dan ooporitis
Simptomatik saja
Pencegahan
Pencegahan terhadap parotitis epidemika dapat
dilakukan secara imunisasi pasif dan imunisasi aktif.
Pasif
Gamma globulin parotitis tidak efektif dalam
mencegah parotitis atau mengurangi komplikasi.
Aktif
Dilakukan dengan memberikan vaksinasi dengan
virus parotitis epidemika yang hidup tapi telah dirubah sifatnya (Mumpsvax-merck,
sharp and dohme) atau diberikan subkutan pada anak berumur 15 bulan (Ngastiyah,
2007). Vaksin ini tidak menyebabkan panas atau reaksi lain dan tidak
menyebabkan ekskresi virus dan tidak menular. Menyebabkan imunitas yang
lama dan dapat diberikan bersama vaksin campak dan rubella (MMR yakni vaksin
Mumps, Morbili, Rubella). Pemberian vaksinasi dengan virus “mumps”, sangat
efektif dalam menimbulkan peningkatan bermakna dalam antibodi “mumps” pada
individu yang seronegatif sebelum vaksinasi dan telah memberikan proteksi 15
sampai 95 %. Proteksi yang baik sekurang-kurangnya selama 12 tahun dan
tidak mengganggu vaksin terhadap morbili, rubella, dan poliomielitis atau
vaksinasi variola yang diberikan serentak.
Kontraindikasi : Bayi dibawah usia 1 tahun
karena efek antibodi maternal; Individu dengan riwayat hipersensitivitas
terhadap komponen vaksin; demam akut; selama kehamilan; leukimia dan
keganasan; limfoma; sedang diberi obat-obat imunosupresif, alkilasi dan
anti metabolit; sedang mendapat radiasi.Belum diketahui apakah vaksin akan
mencegah infeksi bila diberikan setelah pemaparan, tetapi tidak ada
kontraindikasi bagi penggunaan vaksin “Mumps” dalam situasi ini.
Komentar